1. Teori Genetik (Genetic Theory)
Penjelasan kepemimpinan yang paling tua adalah teori
kepemimpinan “genetic” dengan ungkapan yang sangat populer waktu itu yakni “a
leader is born, not made”. Seorang dilahirkan dengan membawa sifat-sifat
kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi. Sifat-sifat utama seorang pemimpin
diperoleh secara genetik dad orang tuanya.
2. Teori Sifat (Trait Theory)
Sesuai dengan namanya, maka teori ini mengemukakan bahwa
efektivitas kepemimpinan sangat tergantung pada kehebatan karakter pemimpin.
“Trait” atau sifat-sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan
fisik dan kemampuan social. Penganut teori ini yakin dengan memiliki keunggulan
karakter di atas, maka seseorang akan memiliki kualitas kepemimpinan yang baik
dan dapat menjadi pemimpin yang efektif.
3. Teori Perilaku (The Behavioral Theory)
Mengacu pada keterbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan
melalui teori “trait”, para peneliti pada era Perang Dunia ke II sampai era di
awal tahun 1950-an mulai mengembangkan pemikiran untuk meneliti “behavior” atau
perilaku seorang pemimpin sebagai cara untuk meningkatkan efektivitas
kepemimpinan.
Fokus pembahasan teori kepemimpinan pada periode ini beralih
dari siapa yang memiliki kemampuan memimpin ke bagaimana perilaku seseorang
untuk memimpin secara efektif.
4. Situasional Leadership
Pengembangan teori situasional merupakan penyempurnaan dan
kekurangan teori-teori sebelumnya dalam meramalkan kepemimpinan yang paling
efektif. Dalam “situational leadership” pemimpin yang efektif akan melakukan
diagnose situasi, memilih gaya kepemimpinan yang efektif dan menerapkannya
secara tepat. Seorang pemimpin yang efektif dalam teori ini harus bisa memahami
dinamika situasi dan menyesuaikan kemampuannya dengan dinamika situasi yang
ada.
5. Transformational Leadership
Pemikiran terakhir mengenai kepemimpinan yang efektif
disampaikan oleh sekelompok ahli yang mencoba “menghidupkan” kembali teori
“trait” atau sifat-slfat utama yang dimiliki seseorang agar dia bisa menjadi
pemimpin. Robert House menyampaikan teori kepemimpinan dengan menyarankan bahwa
kepemimpinan yang efektif mempergunakan dominasi, memiliki keyakinan diri,
mempengaruhi dan menampilkan moralitas yang tinggi untuk meningkatkan kadar
kharismatiknya. Dengan mengandalkan kharisma, seorang pemimpin yang “transformational”
selalu menantang bawahannya untuk melahirkan karya-karya yang istimewa. Langkah
yang dilaksanakan pada umumnya adalah dengan membicarakan dengan pengikutnya,
bagaimana sangat pentingnya kinerja mereka, bagaimana bangga dan yakinnya
mereka sebagai anggauta kelompok dan bagaimana istimewanya kelompok sehingga
dapat menghasilkan karya yang inovatif serta luar biasa. Tipe pemimpin
transformational ini sesuai untuk organisasi yang dinamis, yang mementingkan
perubahan dan inovasi serta bersaing ketat dengan perusahaan-perusahaan lain
dalam ruang lingkup internasional. Syarat utama keberhasilannya adalah adanya
seorang pemimpin yang memiliki kharisma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar