Kamis, 19 Maret 2015

Peranan Perbankan Menghadapi Pasar Bebas ASEAN


PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pasar bebas ASEAN adalah sebuah keniscayaan. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di bidang keuangan dan perbankan akan berlaku pada tahun 2020. Sanggupkah Indonesia bersaing langsung menghadapi gempuran layanan keuangan dan perbankan dari negara tetangga? Ataukah justru produk keuangan dan perbankan kita yang berjaya di negara lain?
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2020 tersebut, para pelaku industri perbankan mulai berbenah. Mereka sadar betul kekuatan bank asing yang bakal mereka hadapi. Dilansir dari Kontan.co.id, Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, bank-bank nasional Indonesia akan berhadapan dengan bank-bank negara tetangga, yang aset dan modalnya kemungkinan besar mencapai 10 sampai dengan 20 kali lipat dibandingkan perbankan nasional di tahun 2020 nanti.

Kita ambil contoh, DBS Group Holding. Perbankan milik Pemerintah Singapura ini merajai perbankan ASEAN dengan aset sebesar US$ 318,4 miliar. Sementara, dari daftar 15 besar bank terbesar, hanya Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang mewakili pemerintah.
Layaknya pertarungan di ring tinju, perbankan nasional bagaikan kelas ringan melawan perbankan negara tetangga yang diibaratkan kelas berat. Sehingga, pertarungan pun menjadi tidak seimbang. Untuk itu, pihaknya terus melakukan persiapan sehingga bank nasional mempunyai bobot yang berimbang dengan bank asing.

Indonesia kini tengah berpacu dengan waktu dalam menyambut pelaksanaan pasar bebas Asia Tenggara atau biasa disebut dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dimulai pada tahunn 2015. ASEAN telah menyepakati sektor-sektor prioritas menuju momen tersebut. Ketika berlangsung ASEAN Summit ke-9 tahun 2003 ditetapkan 11 Priority Integration Sectors (PIS). Namun pada tahun 2006 PIS yang ditetapkan berkembang menjadi 12 yang dibagi dalam dua bagian yaitu tujuh sektor barang industri dan lima sektor jasa. Ke-7 sektor barang industri terdiri atas produk berbasis pertanian, elektronik, perikanan, produk berbasis karet, tekstil, otomotif, dan produk berbasis kayu. Sedangkan kelima sektor jasa tersebut adalah transportasi udara, e-asean, pelayanan kesehatan, turisme dan jasa logistik.

Keinginan ASEAN membentuk MEA didorong oleh perkembangan eksternal dan internal kawasan. Dari sisi eksternal, Asia diprediksi akan menjadi kekuatan ekonomi baru, dengan disokong oleh India, Tiongkok, dan negara-negara ASEAN. Sedangkan secara internal, kekuatan ekonomi ASEAN sampai tahun 2013 telah menghasilkan GDP sebesar US$ 3,36 triliun dengan laju pertumbuhan sebesar 5,6 persen dan memiliki dukungan jumlah penduduk 617,68 juta orang.

1.2.Rumusan Masalah

1. apakah tujuan Asean Economy Community (MEA) yang sesungguhnya ?
2. bagaimana peluang perbankan Indonesia dalam menghadapi pasar bebas asean ?


PEMBAHASAN

Asean Economi Community atau (MEA) bakal dihadapi Indonesia. Konsekuensi dari kesepakatan itu membuka lebar pasar ekonomi di kawasan regional Asean karenanya, jika ingin terlibat dan diperhitungkan, Indonesia harus berbenah. Semua sector industry harus dilengkapi kemampuan untuk bisa bersaing dengan negara ASEAN lainya.
Tujuan yang ingin dicapai melalui MEA
adalah adanya aliran bebas barang, jasa, dan tenaga kerja terlatih, serta aliran investasi yang lebih bebas. Dalam penerapanya pada 2015, MEA akan menerapkan 12 sektor prioritas yang disebut free flow of skilled labor (arus bebas tenaga kerja terampil).
Ke-12 sektor terampil itu adalah untuk perawatan kesehatan (health care)turisme (toursm) jasa logistic (logistic services) e-ASEAN, jasa angkutan udara (air travel transport) produk berbasis agro (agrobased products) barang-barang electronic (electronics) perikanan (fisheris) produk berbasis karet (rubber based products) tetkil dan pakaian (textiles and appareles) otomotif (otomotive) dan produk berbasis kayu (wood based products).
Peluang perbankan Indonesia untuk bersaing di pasar bebas Asean
 Peluang perbankan Indonesia di pasar bebas aseansebenarnya cukup besar. Paling tidak bagi Indonesia ada beberapa faktor yang mendukung seperti peringkat Indonesia yang berada pada rangking 16 dunia dalam besaran skala ekonomi dengan 108 juta penduduk. Dimana, jumlah penduduk ini merupakan kelompok menengah yang sedang tumbuh. Sehingga berpotensi sebagai pembeli barang-barang impor (sekitar 43 juta penduduk).
Kemudian perbaikan peringkat investasi Indonesia oleh lembaga pemeringkat dunia, dan masuknya Indonesia sebagai peringkat ke 4 prospective destination berdasarkan UNCTAD world investement report. Dan, pemerintah sendiri telah menerbitkan aturan (keputusan Presiden) No.37/2014 yang memuat banyak indicator yang harus dicapai dalam upaya untuk meningkatkan daya saing nasional dan kesiapan menghadapi MEA yang akan dimulai 2015 itu.
Dan awal September lalu diterbitkan juga inpres No.6/2014, tentang peningkatan daya saing menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean, pemerintah Indonesia sudah menyiapkan pengembangan sector industry, agar bisa bersaing di pasar bebas ASEAN itu. Sebut saja upaya pengembangan industry perbankan yang masuk dalam 10 pengembangan industry yang harus diantar kegerbang pasar bebas dengan semua keunggulanya .
Menjelang beberapa bulan penerapan MEA, semua sector memang harus dihadapi, siap tidak siap.industri perbankan di Indonesia tan hanya harus menjadi tuan rumah di negara sendiri, tapi juga memperlebar ekspansinya kenegara ASEAN lainya. Dan, para pengambil kebijakan sudah sewajarnya mendorong kalangan perbankan nasional menyiapkan SDM, memperkuat modal didalam rangka penerapan Basel III dan membangun sistem teknologi yang yang terintegratif.


Diagram/Siklus Perputaran Uang Dalam Suatu Negara

Diagram/Siklus Perputaran Uang Dalam Suatu Negara


Secara umum, perputaran uang di Indonesia adalah seperti siklus  berikut ini :



Dimulai dari lingkaran berwana orange :
Bank Indonesia mencetak uang baru dan mendistribusikan uang ke seluruh kantor Bank Indonesia, baik kantor pusat maupun kantor daerah. Kantor Bank Indonesia pusat maupun daerah mendistribusikan uang melalui perbankan maupun layanan kas lainnya. Bank Umum (Nasional & Swasta) menerima uang dari Bank Indonesia dan melayani kebutuhan masyarakat akan uang tunai. Masyarakat mengambil uang dari bank dan menggunakannya untuk kebutuhan transaksi serta menyetorkan “kelebihan” uang tunainya ke bank. Perbankan menerima setoran uang tunai dari masyarakat dan menyetorkannya kembali ke Bank Indonesia. Bank Indonesia memusnahkan uang jelek dan mendistribusikan kembali uang baru dan uang yang masih layak pakai.

Kegiatan ekonomi dapat terjadi jika ada hubungan antara dua pihak atau lebih. Pihak – pihak tersebut sama–sama mempunyai kebutuhan dimana mereka dapat saling melengkapi. Jenis perekonomian yang paling sederhana adalah jenis perekonomian dua sektor.  Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari dua pelaku ekonomi yaitu, sektor perusahaan dan sektor rumah tangga. Lalu siapakah yang menjadi pemeran utama daam kegiatan ekonomi dua sektor ini? Perusahaan? Atau rumah tangga?.

Pelaku ekonomi dalam kegiatan dua sektor ini adalah :

a.    Rumah Tangga Keluarga

Ada dua peran yang dimainkan oleh rumah tangga keluarga dalam kegiatan ekonomi.
Pertama adalah sebagai konsumen. Sebagai konsumen rumah tangga keluarga membeli barang
barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh rumah tangga produsen untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Selain sebagai konsumen juga sebagai jasa faktor produksi, yang memberikan
kontribusi pada perusahaan dalam memproduksi suatu barang ataupun jasa.
Contohnya tenaga kerja,tanah dan modal.

b.    Rumah Tangga Produsen

Rumah tangga produsen atau sering disebut sebagai perusahaan, merupakan kesatuan
yuridis dan ekonomis dari faktor-faktor produksi yang bertujuan mencari laba atau memberi
layanan kepada masyarakat.

Dilihat dari kepemilikikannya, perusahaan dapat dibedakan atas perusahaan milik Negara
dan perusahaan milik swasta. Perusahaan negara umumnya menekan layanan kepada masyarkat tanpa tujuan mencari laba. Perusahaan swasta dan perusahaan Negara yang berbentuk persero hampir sebagian besar bertujuan mencari laba.

Model arus perputaran faktor produksi, barang dan jasa, serta uang antara pada sektor dua pelaku ekonomi dapat dilihat gambar berikut ini:



Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa rumah tangga konsumen (RTK) berperan sebagai pemilik yang menawarkan faktor-faktor produksi berupa tanah, tenaga kerja, modal, aset dan kewirausahaan yang akan direspon dengan akan faktor produksi oleh perusahaan. Interaksi ini terjadi di pasar faktor produksi.

Sedangkan di pasar barang, terjadi interaksi antara perusahaan sebagai penghasil barang dan jasa dengan rumah tangga sebagai pengguna barang dan jasa. Sehingga terjadi hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain.

Selain siklus itu pada diagram terlihat juga adanya aliran pemasukan yang diterima oleh rumah tangga berupa  upah, sewa, bunga, dan keuntungan dari perusahaan sebagai balas jasa atas penyerahan faktor produksi. Sedangkan perusahaan menerima uang pembayaran atas barang dan jasa yang telah dibeli dan dinikmati konsumen (rumah tangga).

Dapat kita ambil kesimpulan bahwa dalam perekonomian dua sektor baik perusahaan maupun rumah tangga memiliki andil yang sama. Dimana kedua belah pihak saling membutuhkan karena tidak bisa memenuhi kebutuhannya tanpa kontribusi pihak lain.

Jawaban ini akan tetap sama sekalipun dalam perekonomian dua sektor ini terdapat dua variable baru yaitu, tabungan dan investasi. Tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga dianggap kebocoran dalam arus melingkar, karena dapat mengurangi kemampuan dari pendapatan secara riil apabila digunakan untuk kegiatan lain seperti konsumsi.

Namun Tabungan tersebut tidaklah dianggap kebocoran apabila digunakan sebagai investasi.Tabungan yang semula mengurangi pendapatan nasional, apabila digunakan sebagai investasi dapat disebut injeksi, karena Investasi dapat menambah pendapatan nasional.

Dengan kata lain disatu pihak keadaan ini dapat merugikan sector perusahaan jika rumah tangga lebih memilih untuk menabung, karena dapat memperkecil pendapatannya.Tapi disisi lain hal ini dapat membantu perusahaan untuk melakukan ekspansi sehingga meningkatkan pendapatannya, jika pihak rumah tangga memilih untuk berinvestasi.

Sedangkan bagi pihak rumah tangga baik dengan menabung ataupun berinvestasi, keduanya dapat menghasilkan bunga sehingga meningkatkan pemasukkannya.