Rabu, 15 Oktober 2014

Perbedaan SIA dengan SIM Serta Akuntansi Keuangan & Akuntansi Manajemen

PERBEDAAN SIA DAN SIM
Perbedaan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM) bisa dilihat dari masing – masing tujuan atau fungsinya,
berikut ini adalah penjelasannya lebih lanjut :
Perbedaan sistem informasi akuntansi dan sistem informasi manajemen 
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI :

  1. SIA mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan  informasi  keuangan, lebih kepada keuangan , pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak luar perusahaan dan pihak ekstern. 
  2. SIA yang efektif bagi keberhasilan jangka panjang organisasi manapun.- SIA tersebut menyediakan beberapa informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan atas masalah-masalah yang lain. 
  3.  SIA mencakup pengendalian untuk memasiktikan keamanan dan ketersediaan data organisasi.

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN :
  •  SIM mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan semua tipe informasi.
  •  SIM berbasis computer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan serupa.
  •   SIM Sub-unitnya didasarkan area fungsional dan tingkatan manajemen 



AKUNTANSI KEUANGAN DAN AKUNTANSI MANAJEMEN 

     Akuntansi dalam bisnis dan dinamika perusahaan, mempunyai peran yang sangat penting terutama untuk memberikan informasi keuangan sebagai pendukung pengambilan keputusan. Berbagai macam kepentingan, keputusan, dan penggunaan informasi keuangan dalam perusahaan menyebabkan berkembangnya ilmu Akuntansi, informasi keuangan yang dihasilkan bukan hanya terbatas pada penyediaan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen saja, namun sebagai alat pendukung pengambilan keputusan di masa datang, peramalan laba, hingga akuisisi dan merger. Meskipun perkembangan Akuntansi sebagai disiplin ilmu begitu luas namun secara garis besar Akuntansi dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen. Kedua tipe tersebut muncul karena dinamika perusahaan yang bertemu dengan disiplin ilmu Akuntansi dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pengguna informasi keuangan yang berbeda. Pengambil keputusan yang berbeda, memerlukan informasi keuangan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Perbedaan pokok antara Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen terletak pada:
a)    Pemakai Laporan Akuntansi dan tujuan mereka
b)     Lingkup Informasi
c)     Fokus Informasi
d)     Rentang Waktu
e)     Kriteria bagi informasi Akuntansi
f)      Sifat informasi

Akuntansi Keuangan

Akuntansi keuangan mempunyai tujuan untuk menyajikan informasi keuangan bagi pemakai di luar perusahaan, contohnya seperti pemegang saham, kreditor, analis keuangan, karyawan, instansi pemerintah dan lainnya. Sementara itu, tujuan masing-masing pemakai laporan keuangan dari pihak luar perusahaan adalah bentuk hubungan atau kerjasama yang akan mereka ambil di masa depan dengan perusahaan penerbit laporan keuangan, singkatnya para pemakai laporan keuangan menggunakan laporan keuangan tidak bertujuan untuk mengambil keputusan mengenai perusahaan, namun lebih pada untuk mengambil keputusan jenis dan sifat hubungan seperti apa yang akan di lakukan dengan perusahaan penerbit laporan keuangan di masa yang akan datang.
Untuk lingkup informasi, pada laporan Akuntansi Keuangan umumnya menyajikan informasi keuangan tentang perusahaan secara keseluruhan. Neraca (laporan posisi keuangan) yang menyajikan aset, kewajiban (liabilitas), dan modal perusahaan secara keseluruhan, ataupun laporan Rugi-Laba (laporan laba-rugi komprehensif) yang menyajikan hasil kegiatan dari perusahaan secara keseluruhan. Karena tujuan laporan keuangan untuk pemakai dari luar perusahaan, maka informasi yang ada dalam laporan keuangan lebih berbentuk ringkasan (summary) dan menggambarkan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini sangat penting untuk pengguna laporan keuangan yang berasal dari luar perusahaan sebagai perluasan dari informasi mengenai perusahaan secara keseluruhan.

Ditinjau dari fokus informasi, Akuntansi Keuangan berfokus pada informasi masa lalu (historical). Akuntansi Keuangan menggambarkan suatu bentuk pertanggungjawaban dana yang sebelumnya dipercayakan oleh para penyedia dana dari pihak luar perusahaan kepada manajemen perusahaan.

Dari segi rentang waktu, Akuntansi Keuangan menghasilkan laporan yang kurang fleksibel dan hanya mencakup jangka waktu tertentu, seperti misalnya periode satu tahun (annual), periode setengah tahun (interim), periode satu kuartal, atau periode satu bulan.

Untuk kriteria bagi informasi Akuntansi Keuangan, merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim atau berterima secara umum. Prinsip-prinsip tersebut merupakan hasil dari perumusan organisasi yang berwenang seperti Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Badan Pengawas  Pasar Modal (BAPEPAM) sebagai hasil dari tuntutan pemakai laporan keuangan yang berasal dari pihak luar perusahaan. Pemakai laporan keuangan dari pihak luar perusahaan tidak mempunyai pengetahuan langsung tentang praktik dalam perusahaan, laporan keuangan merupakan satu-satunya media komunikasi antara pihak luar dengan manajemen, karena itu laporan keuangan dari Akuntansi keuangan memerlukan suatu standarisasi bentuk laporan keuangan agar pengguna laporan keuangan dari pihak luar dapat membandingkan berbagai laporan keuangan dari beberapa perusahaan yang berbeda sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan tentang hubungan yang akan diambil dengan perusahaan di masa datang.
Sifat informasi dari Akuntansi Keuangan memerlukan tingkat ketepatan yang tinggi, objektif, dapat diuji kebenarannya, dan juga akurat, karena para pemakainya adalah pihak-pihak dari luar perusahaan yang menggunakan laporan keuangan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Untuk mendapatkan tingkat ketepatan tersebut perusahaan terkadang menggunakan jasa dari pihak ketiga yang bebas dari kepentingan apapun untuk memberikan pendapat tentang laporan keuangan perusahaan, yaitu auditor.

Akuntansi Manajemen

Berbeda dengan Akuntansi Keuangan yang mempunyai fokus laporan pertanggungjawaban dan ringkasan kondisi perusahaan kepada pihak luar perusahaan, laporan keuangan atau hasil olah informasi dari Akuntansi Manajemen mempunyai fokus menyediakan informasi keuangan bagi keperluan pihak internal perusahaan atau manajemen. Akuntansi Manajemen berhubungan dengan informasi mengenai perusahaan untuk memberikan manfaat bagi para pemakai laporan keuangan yang berada dalam perusahaan (manajemen) sebagai bahan pertimbangan yang mendukung dalam pengambilan keputusan.
Lingkup informasi pada Akuntansi Manajemen cenderung lebih sempit, tidak lagi berfokus pada perusahaan sebagai satu entitas melainkan lebih detil karena lingkup informasi bertujuan untuk melaporkan bagian-bagian tertentu dari perusahaan, seperti bagian produksi, bagian pemasaran dan lainnya. Namun kompleksitas lingkup informasi keuangan yang dihasilkan oleh Akuntansi Manajemen ini nantinya akan sejalan dengan tingkat-tingkat manajemen yang terlibat dalam membuat keputusan.
Dalam fokus informasi, Akuntansi Manajemen cenderung berorientasi pada masa yang akan datang, karena pengambilan keputusan selalu menyangkut tentang hal-hal yang berhubungan dengan kebijakan perusahaan di masa yang akan datang, namun untuk sumber informasi yang akan diolah bisa bervariasi, mulai dari biaya-biaya di masa lalu (historical cost), biaya sekarang (current cost) atau biaya masa datang (future cost).
Untuk Rentang waktu, Akuntansi Manajemen menyediakan rentang waktu yang jauh lebih fleksibel dibandingkan Akuntansi Keuangan, hal ini terjadi karena tuntutan dari manajemen perusahaan yang harus membuat keputusan-keputusan penting dalam waktu yang relatif singkat dan cepat, baik yang bersifat terstruktur, semi-terstruktur, hingga tidak terstruktur. Rentang waktu yang diberikan bisa berupa harian, mingguan, bulanan, atau bahkan hingga periode 10 tahun.
Kriteria bagi informasi Akuntansi Manajemen tidak dibatasi oleh prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum, selama itu memberi manfaat bagi pihak manajemen perusahaan, baik itu dalam hal pengukuran, ataupun perhitungan. Dalam Akuntansi manajemen, praktik-praktik yang telah terbukti berhasil dan bermanfaat pada suatu perusahaan kebanyakan akan ditiru oleh perusahaan-perusahaan lain yang kemudian akan menyebar luas dalam dunia industri. Selain itu, pada Akuntansi Manajemen tidak ada organisasi ataupun undang-undang yang mengatur praktik-praktiknya, selama itu bermanfaat untuk manajemen perusahaan maka perusahaan akan terus menggunakan praktik-praktik tersebut.
Akuntansi Manajemen menghasilkan informasi yang akan membantu manajemen untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan kebijakan perusahaan, baik untuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian, pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan dalam perusahaan selalu menyangkut masa yang akan datang. Maka dari itu Akuntansi Manajemen tidak hanya mengandalkan satu disiplin ilmu saja yaitu akuntansi, namun juga mengambil disiplin ilmu dari manajemen untuk mengatasi dan mengatur sumber daya dan waktu perusahaan, selain itu Akuntansi Manajemen juga menggunakan disiplin ilmu psikologi sosial ketika melakukan estimasi, perkiraan dan peramalan untuk penjualan produk, pengendalian sumber daya manusia. Akuntansi Manajemen sering mengumpulkan informasi-informasi yang relevan dengan pengambilan keputusan dan bersifat taksiran karena pengambilan keputusan selalu menyangkut tentang masa yang akan datang.

Selasa, 14 Oktober 2014

Makalah Sistem Informasi Akuntansi Pada Perusahaan Kecil

Sistem Akuntansi Pada Perusahaan Konveksi Di Indrapura


BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

          Informasi sangat penting artinya bagi setiap perusahaan dalam mengarahkan dan memperlancar kegiatan sehari-hari karena dapat membantu pengambilan keputusan. Sistem informasi diterapkan dalam perusahaan bertujuan untuk menyajikan informasi guna mendukung pengambilan keputusan, menyajikan informasi guna mendukung operasi harian, dan menyajikan informasi yang berkenaan dengan kepengurusan (stewarship). Usaha Kecil Menengah (UKM) yang dahulu dipandang sebelah mata oleh sebagian besar masyarakat, pada saat ini ternyata bisa dijadikan sebagai altenatif peluang bisnis yang cukup menjanjikan dan tahan akan terpaan krisis ekonomi secara langsung. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyak dan menjamurnya UKM yang didirikan di lingkungan sekitar masyarakat. Walaupun hanya didirikan dengan modal yang sangat terbatas, namun usaha seperti ini teryata mendapat reaksi positif dari pasar sehingga perputaran pendapatannya pun lebih cepat. Hal ini mendorong kontinuitas usaha agar dapat tetap survive dalam persaingan bisnisnya. Agar usaha dapat bertahan dalam persaingan maka dibutuhkan suatu keunggulan bisnis yang dapat membedakan dari pesaing-pesaing lainnya. Keunggulan tersebut dapat dilihat dari segi harga, lokasi bisnis yang strategis, penjualan produk yang sesuai dengan permintaan pasar, serta promosi yang gencar dilakukan. Seperti salah satu contoh perusahaan konveksi dan design interior Indrapura yang merupakan salah satu usaha yang bergerak dalam bidang manufaktur (mengolah bahan setengah jadi menjadi bahan/barang jadi.

B.Rumusan Masalah

1.Mencari tahu profil UKM Konveksi yang ada di Indrapura
2.Mengetahui bagaimana proses produksinya
3.Mengetahui dan mengidentifikasi persoalan/permasalahan UKM



BAB II
PEMBAHASAN/ISI

1.Profil UKM
          Indrapura konveksi berdiri pada tahun 1980-an oleh H Moh.Zainuddin. Indrapura konveksi terletak di Jalan Gunung Muria nomor 861, RT 1 RW 8, Desa Grendeng, Purwokerto Utara. Saat ini Indrapura mempunyai 25 karyawan yang dikepalai oleh pimilik yang bernama Tri Widiantor, ST dan Ibu Urip. Karyawannya terdiri dari karyawan produksi, desain grafis, dan administrasi.

2.Proses Produksi
          Pertama kali berdiri usahanya hanya meliputi penyablonan. Namun saat ini, usahanya telah berkembang menjadi usaha konveksi (t-shirt dan jaket), pembuatan souvenir (gelas), percetakan serta pembuatan spanduk. Bahan baku untuk t-shirt dan jaket yang digunakan beragam jenisnya. Bahan baku dibeli dari daerah Bandung karena harganya jauh lebih murah daripada di Purwokerto dengan kualitas bahan yang sama. Untuk kain spanduk dan gelas/mug dibeli dari Purwokerto. Indrapura memproduksi barang berdasarkan pesanan. Hal yang pertama kali dilakukan adalah proses pemesanan yang dilakukan oleh pelanggan. Setelah terjadi kesepakatan mengenai harga antara pemesan dan produsen (usaha mitra) maka dibuat faktur pemesanan yang berisi jumlah barang yang akan dibuat, harga satuan, harga total beserta design/pola contoh yang diinginkan oleh pelanggan (konsumen). Kemudian bahan untuk membuat kaos/jaket tersebut diambil dari gudang penyimpanan yang letaknya agak jauh dari tempat produksi. Bahan kemudian dipotong sesuai dengan pola yang diinginkan oleh pelanggan/konsumen. Kain yang telah dipotong tersebut kemudian disablon lalu dipres agar hasil sablonan menempel benar. Hal yang pertama kali dilakukan dalam proses penyablonan adalah pembuatan design kemudian difilmkan untuk pembagian warna. Lalu design tersebut dicetak. Proses penyablonan pada t-shirt dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan warnanya. Setelah disablon, kain diobras kemudian dijahit. Pemasangan kancing dan aksesoris lainnya dilakukan jika konsumen menghendaki adanya kancing/resleting/aksesori lainnya. Seperti halnya pada proses penyablonan t-shirt, hal yang pertama kali dilakukan adalah pembuatan design. Design tersebut kemudian diprint pada kertas khusus dan penyablonan dapat segera dilakukan. Penyablonan untuk warna gelap dilakukan dengan menggunakan tinta karet sedangkan untuk warna yang lebih terang dilakukan dengan menggunakan medium yang transparan. Penyablonan dalam bentuk huruf maupun angka pada spanduk dilakukan seperti halnya penyablonan pada mug. Namun pada proses penyablonan spanduk design dicetak ke kertas chasing dengan pemberian obat khusus. Alat yang digunakan untuk menyablon juga lebih sederhana. Penyablonan dalam bentuk gambar lebih sulit daripada penyablonan dalam bentuk huruf maupun angka. Kesulitannya dalam proses pembuatan film. Setelah difilmkan design dicetak ke kertas chasing kemudian dilakukan penyablonan.

3. Indentifikasi Masalah UKM

A. Bidang Permodalan
          Indrapura memulai usahanya dengan modal pribadinya, karena ini adalah usaha perorangan. Saat ini modal yang dimiliki sudah besar, hal ini dibuktikan dengan peralatan yang lebih modern dan jumlahnya yang relatif besar juga dan kemampuan perusahaan menghasilkan omzet per bulan yang sudah mencapai kurang lebih Rp. 100.000.000,00. Permasalahan yang dihadapi oleh mitra adalah dalam hal tertib administrasi. Karena merupakan usaha keluarga, tertib administrasinya kurang. Misalnya faktur pemesanan, catatan pengambilan barang dari gudang, bukti kas keluar dan bukti kas masuk yang tidak tercatat dengan baik, sistem pencatatan yang belum terkomputerisasi, pembebanan biaya kegagalan produk,dll. Kendala lain yang sering dihadapi oleh mitra adalah masalah piutang dagang. Oleh karena sistem jual-beli yang dilakukan oleh mitra adalah sistem trust (kepercayaan) sehingga terkadang tidak ada perjanjian antara pihak penjual (mitra) dengan pembeli/pemesan maka seringkali masalah piutang ini menjadi kendala. Seringkali ada pembeli/pemesan yang tidak melunasi utangnya, karena piutang itu sendiri tidak dicatat dengan baik dan tidak ada batas waktu akhir pembayaran piutang, sehingga sulit sekali untuk dikontrol. Untungnya, hal tersebut tidak mengakibatkan kerugian yang signifikan. Kondisi peralatan produksinya saat ini sudah cukup modern dari saat pertama kali berdiri. Ini dibuktikan dengan adanya mesin jahit, mesin obras, mesin overdeck, mesin karet, mesin press, mesin lubang kancing, mesin afdrek, alat sablon, triplek media, dan mesin mug.

B. Bidang Bahan Baku
          Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi kaos dan jaket berasal dari kota Bandung. Pertimbangan pemilik memilih membeli bahan dari kota Bandung ini adalah karena harga kain di Bandung jauh lebih murahdan mempunyai kualitas yang cukup baik daripada di Purwokerto, dan bahkan tidak ada kain di Purwokerto yang harganya bisa lebih murah dibandingkan dengan di Bandung. Harga kain beragam sesuai dengan jenis bahan dan kualitasnya. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi souvenir gelas, berasal dari Purwokerto saja, karena bidang produksi ini bukan yang utama di Indrapura konveksi, sehingga untung yang dicari dari usaha ini pun tidak terlalu maksimal. Bahan baku untuk kain spanduk juga diperoleh dari Purwokerto, karena pertimbangan harga yang relatif sama dan tidak jauh berbeda dengan yang lain, juga karena kain spanduk jenisnya lebih sedikit dibandingkan dengan kain yang dipakai untuk baju (t-shirt) atau jaket.

C. Bidang Sumber Daya Manusia
          Pegawai yang bekerja di Indrapura adalah pegawai borongan. Ada 2 pegawai tetap yang digaji yaitu designer grafis. Kendala penggunaan sistem borongan adalah uang yang harus dikeluarkan mitra untuk membayar pegawai mempunyai hubungan yang berbanding lurus yang bersifat linier dengan jumlah barang, karena pegawai borongan dibayar berdasarkan banyaknya jumlah barang yang dipesan. Permasalahan yang timbul karena hal ini terasa apabila pesanan meningkat. Pada saat pesanan sedikit tidak menjadi masalah karena mitra mengeluarkan uang tidak terlalu besar. Namun, pada saat pesanan meningkat mitra harus mengeluarkan biaya upah yang lebih besar. Lain halnya apabila sistem kepegawaiannya dilaksanakan dengan sistem gaji (pegawai tetap). Berapa pun jumlah barang yang diproduksi, mitra hanya harus mengeluarkan uang sebanyak gaji seperti biasa, tidak mengalami penggelembungan biaya upah saat produksi meningkat. Dengan keadaan seperti ini mitra dapat menurunkan harga jual barang. Sebenarnya pegawai yang ada saat ini, dapat dikatakan adalah pegawai yang tetap di Indrapura konveksi, namun sistem gaji yang mereka terima adalah borongan, sesuai volume pesanan tertentu yang didapat, misalnya untuk 1500 potong baju, seorang pegawai digaji sebesar Rp. 1.000.000,00 maka biaya pokok per potong baju itu sudah pasti tetap dan tidak dapat dikurangi.. Sedangkan dari sudut pandang sumber daya manusia untuk sistem akuntansi yang baik, pencatatan belum dapat dilakukan dengan komputerisasi dan masih menggunakan konsep matching yang masih sederhana yaitu membandingkan pendapatan dan beban saja, karena kesulitan kondisi di UKM milik perseorangan, yang segalanya serba trust dan cenderung tidak mau repot. Padahal pemilik sendiri juga sudah menyadari perlunya sistem tata buku yang lebih baik, untuk mengurangi tingkat kesalahan dalam pencatatan.

D. Bidang Manajemen Produksi
          Indrapura konveksi merupakan UKM bidang konveksi yang jumlah kapasitas produksinya relatif besar, hal ini bisa dilihat dari jumlah pesanan yang masuk, yang diterima oleh mitra dan kemampuan mitra untuk menyelesaikan pesanan itu oleh pegawai yang dibayar dengan sistem borongan untuk suatu besaran volume tertentu. Dilihat dari segi kualitas produk, mitra dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang cukup baik, karena tenaga pekerja yang sudah ahli dan terbiasa untuk menerima pesanan dalam jumlah besar, selain itu tinta yang digunakan oleh mitra mempunyai kualitas yang baik bertaraf import yang tidak dimiliki oleh konveksi lainnya, sekalipun juga tidak menutup kemungkinan adanya kesalahan produksi, yang mungkin terjadi pada waktu pemotongan pola, maupun sablonnya. Namun besar presentase kesalahan itu tidak signifikan. Biaya ataus kerugian yang diakibatkan oleh karyawan dalam proses produksi seluruhnya ditanggung oleh mitra dan tidak dibebankan kepada karyawan, akan tetapi walaupun sistem reward and punish tidak diterapkan mitra hal itu tidak mengurangi kualitas yang didapat atas produknya.

E. Bidang Pemasaran
          Lingkup Pasar mitra bukanlah outlet, distro maupun toko-toko walaupun ada sebagian kecil yang dipasarkan di tempat tersebut. Namun, pasaran utamanya adalah borongan dari suatu perusahaan atau instansi serta club tertentu. Mitra tidak pernah menyediakan/mengeluarkan biaya untuk sarana promosi atau pemasaran, karena pemesan tersebut yang sendiri datang ke mitra. Sarana pemasarannya adalah dari mulut ke mulut, karena biaya promosi tidak dianggarkan dan cenderung di fokuskan kepada biaya produksi dan usaha mitra ini sudah berjalan selama kurang lebih 20 tahun, sehingga sudah dikenal oleh masyarakat dengan baik, dan pesanan yang datang itu pun tidak hanya untuk memesan baju, jaket atau penyablonan, namun juga usaha mitra ini sangat banyak menerima pesanan pembuatan/cetakan spanduk, reklame, dan souvenir gelas. Market Share dari mitra sudah mencakup Purwokerto bahkan sudah mencapai Tegal. Hal ini dibuktikan dengan adanya pesanan khusus dari daerah tegal.

F. Bidang Pengelolaan dan Pemanfaatan Limbah
          Pengelolaan limbah/sisa bahan di Indrapura sudah cukup baik. Bahan kain sisa hasil produksi tidak dibuang, namun ada pihak yang secara langsung mengambil sisa kain tersebut dan membayarnya kepada mitra. Sebenarnya sisa bahan kain tersebut dapat diubah menjadi barang yang lebih bernilai, misalnya dibuat keset atau kerajinan yang lain. Namun, mitra lebih memilih menjual sisa-sisa tersebut dengan alasan karena sudah adanya orang yang dapat menampung sisa bahan itu dan membayarnya, sehingga mitra tidak repot untuk mengurus limbahnya, walaupun limbahnya biasanya mitra gunakan kembali sebagai bahan kaos dan jika pegawai menginginkan sisa bahan baku tersebut, pegawai diperbolehkan untuk mengambilnya.

4. Pencatatan
          Dalam Pencatatan Akuntansi Indrapura tidak menggunakan sistem komputerisasi, karena alasan mitra tidak mau direpotkan dan mitra merasa pencatatan manual lebih dirasa aman dan terpercaya. Untuk dasar pengenaan harga, digunakan harga perolehan ditambah biaya-biaya yang dikeluarkan sehingga barang tersebut siap untuk dijual sesuai pesanan konsumen.

5. Analisis Keuangan
a. Penjualan
   a.Penjualan/pendapatan untuk produksi dalam 1 bulan = Rp. 100.000.000 (pendapatan rata-rata untuk baju, jaket dan spanduk)

   b. Laba Persentase 10% ( sebelum dikurangi biaya-biaya = 20%)
Laba = Penjualan – Modal Kerja = Rp. 100.000.000 – Rp. 90.000.000 = Rp. 10.000.000

b. Rasio keuangan
   1. NPV NPV = = = 1,11 Karena NPV lebih besar dari 1 maka bisnis konveksi ini menguntungkan dan dapat diteruskan.
   2. Profit Margin Profit Margin = = = 10%



BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
          Indrapura konveksi yang dijalankan oleh H.Moh.Zainuddin yang berdiri dari tahun 80-an. Saat ini Indrapura mempunyai 25 karyawan yang dikepalai oleh pimilik yang bernama Tri Widiantor, ST dan Ibu Urip. Indrapura memproduksi barang berdasarkan pesanan. Indrapura memulai usahanya dengan modal pribadinya, karena ini adalah usaha perorangan. Saat ini modal yang dimiliki sudah besar, hal ini dibuktikan dengan peralatan yang lebih modern dan jumlahnya yang relatif besar. selain itu, Mitra mempunyai kelebihan dan kelemahan dalam usahanya ini.

b. Saran
   1. Mulai melakukan pembukuan yang lebih rapi dan rinci agar dapat melakukan peramalan dan penilaian   terhadap biaya dan pendapatan secara tepat.
   2. Lebih mengefektifkan promosi terutama dalam hal meraup pasar potensial.
   3. Melakukan ekspansi usahanya dengan membuka cabang baru.
   4. Merekrut SDM yang terlatih dan ahli dalam bidangnya.
   5. Biaya kegagalan produksi sebaiknya dipersentasekan terhadap beban gaji agar memenuhi fungsi result and punishment dalam melaksanakan result control.